Proses Pembakaran Mesin Diesel
Proses pembakaran mesin diesel sedikit berbeda dengan motor bensin. Pada motor diesel atau yang lebih dikenal dengan mesin pemicu kompresi adalah motor pembakaran dalam atau internal combustion yang menggunaan panas kompresi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Oleh karena itu proses pembakaran pada mesin diesel berbeda dengan motor bensin.
Pada pembakaran mesin diesel tidak menggunakan busi pijar untuk penyalaan. Namun memanfaatkan panas ruang bakar hasil kompresi. Oleh karena itu pada mesin diesel memiliki kompresi yang lebih besar dibanding mesin bensin. Dengan tingginya tekanan kompresi maka efisiensi panas yang dihasilkan oleh mesin diesel juga tinggi sampai 50%.
Pada mesin diesel, udara dihisap masuk kedalam ruang bakar. Udara ini kemudian dikompresikan sehingga menyebabkan temperatur ruang bakar akan naik hingga mencapai 550 derajat celcius. Kemudian bahan bakar diinjeksikan beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas. Bahan bakar akan tercampur dengan udara dan menghasilkan partikel-partikel kecil. Campuran bahan bakar ini akan terbakar dengan sendirinya akibat panas dari ruang bakar.
Proses pembakaran mesin diesel terdiri dari empat tahapan atau periode. Tahapan proses pembakaran pada mesin diesel terdiri dari pembakaran tertunda, perambatan api, pembakaran langsung, dan pembakaran lanjutan. Keempat tahapan dalam proses pembakaran mesin diesel tersebut harus terpenuhi agar perfoma mesin diesel lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya mengenai proses pembakaran mesin diesel akan dibahas pada artikel berikut ini.
Proses Pembakaran Mesin Diesel
Terdapat beberapa tahapan pada proses pembakaran mesin diesel. Berikut merupakan pembahasan mengenai empat tahapan proses pembakaran mesin diesel.
1. Proses Pembakaran Tertunda (Ignition Delay)
Proses pembakaran tertunda atau ignition delay merupakan salah satu tahapan proses pembakaran mesin diesel. Pada tahapan ini merupakan persiapan pembakaran awal mulai dari proses injeksi sampai proses homogenisasi atau bercampurnya bahan bakar dan udara yang dikompresi pada ruang bakar. Bahan bakar akan menguap dan membentuk partikel-partikel yang lebih kecil agar lebih mudah terbakar. Pada grafik, proses pembakaran tertunda ditunjukan dari huruf A sampai B.
2. Proses Perambatan Api (Flame Propagation)
Proses perbatan api atau flame propagation merupakan salah satu tahapan proses pembakaran mesin diesel. Pada tahapan ini, campuran udara dan bahan bakar yang sudah berbentuk partikel kecil akan mulai terbakar dibeberapa titik. Walaupun secara kasat mata proses perambatan ini terjadi secara cepat sehingga terlihat seperti langsung terbakar secara keseluruhan.
Pada periode ini, tekanan ruang bakar akan naik atau meningkat. Kenaikan tekanan sesuai dengan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan. Proses perambatan api lebih dikenal dengan istilah perambatan terkontrol. Tahapan ini dimulai dari huruf B sampai C.
3. Proses Pembakaran Langsung (Direct Ignition)
Proses pembakaran langsung atau direct ignition merupakan salah satu tahapan proses pembakaran mesin diesel. Pada tahapan ini, bahan bakar yang diinjeksikan akan langsung terbakar akibat temperatur ruang bakar yang tinggi. Temperatur ruang bakar yang tinggi ini dihasilkan pada tahapan perambatan api.
Pada tahapan ini jumah bahan bakar yang diinjeksikan diatur oleh injektor. Oleh karena itu proses pembakaran langsung juga dikenal dengan proses pembakaran terkontrol. Tahapan ini akan terjadi mulai dari huruf C sampai dengan D.
4. Proses Pembakaran Lanjut (After Burning)
Proses pembakaran lanjut atau ater burning merupakan salah satu tahapan proses pembakaran mesin diesel. Pada tahapan ini terjadi proses pembakaran bahan bakar yang sudah diinjeksikan oleh injektor. Walaupun sebenarnya proses injeksi sudah berhenti di langkah D, namun masih terdapat sisa bahan bakar yang belum terbakar. Oleh karena itu pembakaran akan tetap terjadi walaupun proses injeksi sudah berhenti.
Namun proses pembakaran lanjut tidak boleh terjadi dalam waktu yang lama. Hal ini akan meningkatkan panas gas sisa pembakaran sehingga menurunkan efisiensi panas mesin. Proses pembakaran lanjut terjadi mulai dari huruf D sampai E. Untuk mengatasi pembakaran lanjut yang terlalu lama dapat dilakukan menggunakan nozzle jenis penundaan, bahan bakar dengan kualitas baik, kompresi dan tekanan injeksi yang tepat.
Sumber : Perpustakaan SMK Perintis
Tidak ada komentar: